Jumat, 02 Desember 2011

karakter manusia

Disadari bahwa karakter (akhlak/moral) manusia bersifat fleksibel atau luwes serta bisa diubah atau dibentuk. Moralitas manusia suatu saat bisa baik tetapi pada saat yang lain sebaliknya menjadi jahat. Perubahan ini tergantung bagaimana proses interaksi antara potensi dan sifat alami yang dimiliki manusia dengan kndisi lingkungannya sosial budaya, pendidikan dan alam.
Tingkat akseptabilitas atau penerimaan manusia terhadap proses peruahan moral juga berbeda. Hal ini karena kondisi moralitas masing-masing pada saat akan diubah atau dibentuk juga berbeda. Manusia dengan tingkat kerusakan moralnya yang sudah parah atau sudah menginternal, akan berbeda tingkat kesulitannya dalam mengubahnya bila dibandingkan dengan kondisi moralitas yang tidak terlalu rusak.
Di samping itu faktor pembawaan (tabi’at) yang diwarisi sejak manusia lahir juga menentukan tingkat penerimaan dalam perubahan moral. Perbedaan penerimaan perubahan ini dapat kita saksikan khususnya pada anak-anak. Anak-anak biasanya tidak menutup-nutupi dengan sengaja dan sadar karakter yang dimilikinya. Kita dapat menyaksikan bagaimana tingkat penerimaan mereka terhadap perbaikan karakter, Ada sebagian anak yang dengan mudah menerima proses perubahan atau perbaikan tetapi sering kita saksikan pula banyak anak yang enggan menerima perbaikan karakter itu. Sikap mereka ada yang keras dan ada yang malu-malu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar