Minggu, 13 November 2011

kepribadian moral

Jadi ada dua hal di sini :
1. Moralitas sosial akan terus berubah sesuai perubahan evolusi masyarakat dan peradaban, Contoh : adat makan dan minum akan berubah sesuai perkembangan masyarakat.
2. Moralitas pribadi itu primordial dan merupakan realitas alam semesta, melekat pada kepribadian. Moralitas pribadi itu ada dari semula, pada semua pribadi, tidak dihasilkan dari evolusi.
Moralitas pribadi adalah salah satu ciri khas kepribadian yang tulen dan dasar. UB mengatakan ketika berbicara tentang kepribadian (personality) : ".. It is characterized by morality--awareness of relativity of relationship with other persons. It discerns conduct levels and choosingly discriminates between them." (1225:11). Itu adalah salah satu definisi moralitas yang lain.
Secara intuitif akal-pikiran kita mengenali adanya tanggung-jawab moral (192:6).
Agama dan Moralitas
Moralitas dan agama tidak harus sama (1780:6). Perasaan pribadi akan moralitas, tidak selalu relijius. Ada perasaan tanggung jawab yang bukan spiritual. Namun demikian moralitas ini berkaitan erat dengan agama. Yesus berkata bahwa moralitas ajarannya tidak terpisahkan dari agama kehidupannya. Dia mengajarkan tentang moralitas bukan dari sifat manusia, tetapi dari hubungan manusia pada Allah (1585:6)
Moralitas orang akan dikenali melalui tindakannya.
Perhatikan bahwa UB mementingkan moralitas pribadi yang tertinggi, yaitu memilih untuk melakukan kehendak Allah.
"Tindakan moral adalah perbuatan manusia yang dicirikan oleh kecerdasan tertinggi, diarahkan oleh pilihan akhir dan juga cara mencapainya. Perbuatan semacam itu baik. Maka kebajikan tertinggi, adalah dengan sepenuh hati memilih untuk melakukan kehendak Allah." (193:9)
"Pilihan moral tertinggi adalah pilihan nilai tertinggi yang mungkin, dan selalu--dalam semua dunia, dalam semuanya-- ini adalah memilih untuk melakukan kehendak Allah. Jika manusia memilih demikian, agunglah dia, meskipun dia adalah warga terendah Yerusem (ibukota sistem kita) atau manusia terkecil di Urantia (Bumi)." (435:7)
Moralitas internal adalah inti dari pengembangan spiritual dari kepribadian dalam kehidupan sehari-hari.
Moralitas sosial, dimulai dan dididik melalui keluarga (942:1). Celakanya, kehidupan keluarga sekarang ini banyak yang dalam krisis. Jika ini dibiarkan, kita menghadapi bahaya kehancuran moralitas.
Celakanya lagi, sekarang ini banyak orang sering menganggap uang sebagai dasar dari moralitas sosial. Segala sesuatu diukur dengan uang.
Oleh sebab itu, para administrator Bumi dalam UB juga mengungkapkan adanya potensi bahaya kerusakan moralitas ini. Bagaimanapun, semuanya bergantung kembali pada moralitas pribadi. Hanya hukum moral di dalam manusia dapat menjadi basis untuk pilihan moral antara baik dan buruk, pilihan yang mungkin bertentangan dengan berbagai kebiasaan yang dianut dunia ini sekarang.
Namun demikian para penulis UB menyadari bahwa manusia hidup dalam perjuangan antara sifat rohaniah dari Roh yang didalam, melawan sifat jasmaniah manusia. Kita hidup ditengah konflik antara kehendak Roh melawan keterbatasan sifat manusia kita. Roh Pilot (Adjuster) kita mengalami berbagai kesulitan dalam upaya membuat kita lebih bermoral dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar